Resensi Buku Fayakhun Andriadi, Demokrasi di Tangan Nutizen
Fayakhun
Andriadi menulis dalam
bukunya “Demokrasi di Tangan Nutizen” bahwa demokrasi digital adalah sebuah
revolusi yang menawarkan terobosan dan memunculkan tantangan baru bagi
praktik demokrasi tradisional atau konvensional, terutama bagi pemerintah.
Partisipasi politik berbasis media sosial bukan teoretik atau konseptual
belaka. Basis fakta konsep ini sudah ada. Di Amerika Serikat fenomena ini telah
dipraktikkan. Di Indonesia, ada beberapa fenomena kuatnya pemanfaatan media
sosial sebagai alat partisipasi politik (halaman 308).
Fayakhun
Andriadi juga menuliskan, revolusi informasi yang
ditandai dengan lahirnya era teknologi digital, telah mengubah seluruh aspek
kehidupan politik, ekonomi, budaya, sosial, pertahanan-keamanan, dan lainnya.
Tak ada yang bisa lari atau sembunyi dari efek digitalisasi (halaman 4).
Memasuki era
digital, kini informasi semakin kompleks. Dampak kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi, demokrasi juga bergerak dengan wajah baru melalui berbagai
perubahan. Buku Demokrasi di Tangan
NetizenTantangan dan Prospek Demokrasi Digital yang ditulis oleh Fayakhun
Andriadi secara khusus mengupas berdemokrasi di era
digital.
Keterlibatan
media elektronik dengan jejaring sosialnya, seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lain-lain membawa kehidupan
berdemokrasi menuju arah yang lebih terbuka. Masyarakat dijamin bebas
berpendapat. Bagi Fayakhun Andriadi, pengguna internet dapat
mengekspresikan diri selama tidak bertentangan dengan undang-undang. Melalui
demokrasi digital pula inforamsi politik dapat diproduksi secara bebas dan
disebarkan ke ruang publik.
Era digital
dan demokrasi, lanjut Fayakhun Andriadi, berjalan beriringan semakin menemukan
kesamaan karakteristik. Dua kesamaan yang paling penting adalah transparansi
dan liberalisasi yang membuat teknologi digital dan demokrasi klop.
Buku Fayakhun
Andriadi berisi pesan,
masyarakat agar berhati-hati meggunakan internet. Sebab, masa depan demokrasi
digital ada di tangan masyarakat itu sendiri.
Di era
digital seorang presiden ataupun kepala daerah tidak lagi mengandalkan tatap
muka langsung. Interaksinya kini bisa berlangsung di media sosial. Dengan pola
komunikasi seperti ini, penyampaian kebijakan ataupun program secara
tradisional mulai ditinggalkan. Sebab, bagi Fayakhun
Andriadi melalui internet
pesan akan lebih efektif dan cepat diterima.
Komentar
Posting Komentar