Fayakhun Andriadi Mengingatkan Pentingnya Revolusi Mental

Fayakhun Andriadi Mengingatkan Pentingnya Revolusi Mental

Menurut Fayakhun Andriadi, Revolusi mental merupakan salah satu agenda dalam Nawa Cita yang paling banyak dibahas. Bahkan diperdebatkan oleh publik yang ada pada poin nomor 8, yakni revolusi karakter bangsa. Pembahasan hangat tentang revolusi mental berlangsung sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014, bahkan sempat menjadi trending topic di jejaring sosial. Dalam sebuah tulisan di harian nasional, Jokowi menjelaskan bahwa arti dari revolusi mental yang dia gagas adalah menggalakkan pembangunan karakter untuk mempertegas kepribadian dan jadi diri bangsa sesuai dengan amanat Trisakti Soekarno yakni berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

 Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Jokowi, sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup Indonesia. Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat yang terprogram, terarah dan tepat sasaran oleh negara dapat membantu membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia.

Sejujurnya apa sih yang kurang dari Indonesia untuk menjadi negara yang besar? Sumber daya melimpah baik alam maupun manusia, lokasi yang strategis, tidak memiliki musuh besar di lingkungan dunia, dan masih banyak lagi. Namun masih saja negara kita hanya sekedar menjadi “negara berkembang.” Mari kita tengok negara besar yang secara wilayah masih dekat dengan kita yakni Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara tersebut kalah dari Indonesia apabila dilihat dari luas wilayah, sumber daya, bahkan sama-sama menderita akibat perang.

Jepang dan Korea Selatan merupakan contoh dua negara yang bangkit menjadi raksasa ekonomi dunia setelah luluh lantak akibat perang. Investasi sumber daya manusia merupakan kunci keunggulan kedua negara. Tentu saja, mereka memulainya dengan membangun karakter yang tahan banting, mengutamakan kejujuran, terdidik, dan toleran. Revolusi mental diyakini oleh Fayakhun Andriadi bisa membawa bangsa Indonesia menjadi karakter yang kuat, jujur, dan beretos kerja tinggi sehingga mampu menyusul keberhasilan Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Tidak ada kata terlambat untuk itu.

Mari kita lihat pentingnya memiliki sumber daya manusia yang memiliiki mental baik. Yang pertama saya lihat dari sudut pandang bisnis. Bukankah manusia sekarang menjadi aset yang paling bagus untuk memaksimalkan sumber daya yang lain? Ya, menurut Fayakhun Andriadi itulah mengapa revolusi mental ini begitu penting, karena segala kekayaan bangsa ini tidak akan pernah bisa maksimal tanpa ada sumber daya manusia yang memiki mental yang kuat. Hancurnya mental karena warisan penjajah adalah tidak pernah bisa bangga menggunakan hasil bangsa sendri, dan tidak mampunya mayoritas manusia Indonesia bersaing dengan asing. Bagaimana kita menghadapi AFTA dengan kondisi mental seperti ini?

Hal kedua adalah revolusi mental bersifat investasi jangka panjang. Bagi Fayakhun Andriadi, tidak mudah memerangi warisan penjajah yang sudah turun-menurun sekian ratus tahun ini. Hal ini saya masukkan dalam investasi, karena mau tidak mau kita butuh namanya manusia untuk membangun sesuatu, bukan hanya dengan satu super hero suatu hal bisa selesai. Dunia nyata tidak mengenal istilah super hero di dalam film. Bahkan sebuah perusahaan membutuhkan karyawan bukan? Tidak mungkin seorang bos bisa menyelesaikan semua tugas yang ada. Karyawan menjadi elemen penting untuk memaksimalkan semua potensi sumber daya ya g ada di dalam perusahaan. Dan masalahnya tidak selesai sampai di sini, seiring perjalanan waktu setiap bidang usaha selalu diperhadapkan dengan persaingan bisnis. Untuk memenagkan persaingan, salah satu langkah kita adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya bukan? Ya itulah yang saya sebut investasi jangka panjang, dan hal ini berlaku pada bangsa Indonesia ini. Maksimalnya semua potensi yang ada di bangsa ini bukan hanya terletak pada kesejahteraan masyarakatnya, bukan terletak pada pemenuhan kebutuhan primernya semata, tapi jauh di atas itu mental yang benar menjadi dasar paling penting untuk mewujudkannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karir Fayakhun Andriadi di Partai Golkar

Teliti Demokrasi Digital, Fayakhun Andriadi Raih Gelar Doktor dari UI

Resensi Buku Fayakhun Andriadi, Demokrasi di Tangan Nutizen